IBS-D: Diagnosis dan Pilihan Pengobatan

IBS-D: Diagnosis dan Pilihan Pengobatan
IBS-D: Diagnosis dan Pilihan Pengobatan

Managing your IBS-D

Managing your IBS-D

Daftar Isi:

Anonim

Iritable bowel syndrome (IBS) tidak sama untuk semua orang. Sementara beberapa menderita sembelit, ada juga yang mengalami diare.

Teruslah membaca untuk belajar tentang sindrom iritasi usus besar dengan diare (IBS-D), termasuk gejala, diagnosis, dan metode pengobatannya.

Gejala

IBS-D berbagi banyak gejala dengan jenis IBS lainnya (IBS-C dan IBS-M). Gejala bersama ini meliputi gas, sakit perut, dan kembung. Gejala utama yang unik untuk IBS-D adalah diare, tinja longgar, dan dorongan mendadak untuk buang air besar. Sekitar 1 dari setiap 3 orang dengan IBS-D mengalami kehilangan kontrol usus atau mengotori. Ini memiliki dampak negatif dan kuat pada kehidupan sehari-hari.

Diagnosis

Bahkan jika Anda berpikir bahwa Anda memiliki IBS-D, penting untuk tidak mendiagnosis diri Anda sendiri. Konsultasikan dengan spesialis seperti gastroenterologist. Mereka kemungkinan akan melakukan pemeriksaan fisik dan mendapatkan riwayat kesehatan Anda secara terperinci. Mereka juga akan bertanya tentang riwayat penyakit keluarga seperti kanker usus besar, penyakit seliaka, atau penyakit Crohn.

Dokter mungkin memesan tes laboratorium darah dan tinja. Anda mungkin juga memerlukan kolonoskopi, sigmoidoskopi fleksibel, dan sinar-x. Tes ini membantu menyingkirkan penyakit lain. Untuk diagnosis IBS-D resmi, Anda harus diare sebagai gejala utama lebih dari 25 persen dari waktu. Anda juga harus mengalami sembelit kurang dari 25 persen dari waktu.

Pemicu

Semua jenis IBS, termasuk IBS-D, memiliki pemicu serupa. Stres adalah pemicu umum, meski gejalanya tidak bersifat psikologis. Makanan tertentu, seperti susu, gandum, dan anggur merah, lebih cenderung menimbulkan reaksi. Merokok dan konsumsi kafein juga dapat memicu gejala IBS.

Perawatan Gaya Hidup

Mengelola jenis IBS membutuhkan kebiasaan gaya hidup sehat. Ini termasuk mengurangi stres, berolahraga secara teratur, minum cukup air, dan cukup tidur.

Bagi mereka yang memiliki IBS-D, perubahan diet mungkin sangat membantu. Berikut adalah beberapa tip diet:

  • Hilangkan makanan yang menghasilkan gas. Beberapa makanan mengandung senyawa penghasil gas tinggi. Makanan ini termasuk kacang-kacangan, minuman berkarbonasi, buah mentah, dan sayuran seperti kubis dan brokoli. Menghindari makanan ini dapat membantu mengurangi gas dan kembung yang menyakitkan.
  • Hilangkan gluten. Gluten adalah protein yang ditemukan dalam gandum, gandum hitam, dan barley. Sebuah studi di jurnal Gastroenterology menemukan bahwa diet bebas gluten efektif dalam mengurangi gejala IBS. Gluten menyebabkan gejala "usus bocor" atau permeabilitas usus halus. Gluten juga meningkatkan penanda peradangan.
  • Cobalah Diet Rendah-FODMAP. FODMAP adalah jenis karbohidrat yang ditemukan pada makanan tertentu. Akronim FODMAP adalah singkatan dari Fermentable Oligo-Di-Monosaccharides dan Polyols. Sumber FODMAP meliputi:
    • Fruktosa (buah-buahan, madu, sirup jagung fruktosa tinggi)
    • Laktosa (susu dan produk susu)
    • Fructans (gandum, bawang merah, bawang putih, dan inulin)
    • Galactans seperti kacang-kacangan, kacang kedelai, dan kacang lentil)
    • Poliol (buah batu seperti alpukat, ceri, dan persik; gula alkohol seperti sorbitol dan xylitol)

Mengurangi asupan FODMAP Anda dapat meredakan gejala IBS yang umum.Gejala ini meliputi sakit perut dan kram, gas, dan kembung. Namun, banyak makanan yang mengandung FODMAP adalah sumber serat yang baik. Anda harus berhati-hati untuk mendapatkan cukup serat dari makanan lain.

Pengobatan

Jika gaya hidup atau perubahan pola makan tidak mengurangi gejala IBS Anda, Anda mungkin ingin menambahkan obat ke pengobatan Anda. Berikut adalah beberapa saran:

  • Obat antidiare. Pengobatan yang mengendalikan diare termasuk obat bebas yang disebut loperamide (Imodium). Obat resep di kelas yang disebut pengikat asam empedu juga bisa membantu. Ini termasuk colestipol (Colestid), cholestyramine (Prevalite), dan colesevelam (Welchol). Namun, obat ini bisa menambah kembung yang sudah ada di IBS.
  • Obat anticholinergenic dan antispasmodik. Obat ini mengurangi kejang usus dan rasa sakit yang terkait. Contohnya termasuk dicyclomine (Bentyl) dan hyosycamine (Levsin). Namun, hal ini dapat menyebabkan sembelit dan sulit buang air kecil.
  • stabilisator sel Mast dan asam 5-aminosalisilat (5-ASA). Sekitar 25 persen kasus IBS-D terjadi setelah serangan dengan gastroenteritis. Obat-obat ini adalah agen anti-inflamasi yang berguna dalam mengobati subset kasus IBS-D ini.
  • Alosetron (Lotronex). Ini adalah satu-satunya obat yang saat ini disetujui untuk IBS-D. Ini hanya disetujui untuk wanita. Efek samping dari obat ini bisa sangat parah, jadi hanya tersedia resep dokter yang terdaftar dalam program khusus. Ini harus digunakan hanya sebagai upaya terakhir setelah perawatan lain tidak berhasil.

Takeaway

Meskipun IBS-D bisa menjadi kondisi yang melemahkan dan memalukan, ada beberapa cara untuk mengelolanya. Bicaralah dengan dokter atau ahli gastroenterologi tentang gejala Anda untuk memastikan Anda mendapatkan perawatan yang Anda butuhkan.